Senin, 29 Desember 2008

Gitar Kurt Cobain Dijual US$100 Ribu

-Kurt Cobain mungkin sudah meninggal lebih dari 14 tahun, namun karisma pentolan grup grunge Nirvana ini masih cukup kuat. Buktinya, gitar Kurt yang sudah rusak dan tak bisa digunakan pun masih laku dilelang. Dan kabarnya gitar ini akan dilelang dengan harga pembukaan US$100 ribu.

Karir Kurt Cobain memang tergolong pendek. Namun dalam rentang waktu kurang dari sepuluh tahun itu, musisi jenius yang satu ini sudah mampu mencatatkan namanya dalam sejarah musik dunia. Dan itu semua dilakukan hanya dengan tiga album saja. Popularitas Nirvana mulai menanjak ketika grup ini ngetop lewat tembangnya Smells Like Teen Spirit.

Gitar Fender Mustang yang sudah rusak ini dipastikan akan dilelang dalam acara yang digelar Experience Music Project di Seattle, Washington dengan harga awal US$100 ribu. Selama ini gitar rusak itu menjadi milik seorang musisi punk rock bernama Sluggo.

Menurut Sluggo, ia memperoleh gitar itu langsung dari Kurt yang saat itu baru saja membanting gitar Fender ini dalam sebuah pertunjukan. Sluggo menukar gitar rusak ini dengan gitar yang masih berfungsi karena Kurt yang saat itu belum populer tak punya uang untuk membeli gitar baru. (fft/roc)

link ; http://www.kapanlagi.com/h/0000268450.html

Kamis, 18 Desember 2008

15 Artis Berkampanye Siaga Bencana Alam Lewat Musik

Para musisi bahu membahu memberitahu masyarakat agar siaga bencana kapan saja dan dimana saja. Oleh Wendi Putranto

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia [LIPI] kini tidak hanya peduli dengan penelitian ilmiah belaka, mereka juga peduli rock & roll! Bekerjasama dengan Electrified Records yang dimiliki oleh Naif mereka merilis album kompilasi bertitel Science In Music [Album Kompilasi Siaga Bencana].
Tentu saja album ini tidak untuk diperjualbelikan namun dibagikan gratis sebagai medium kampanye penyebar pesan-pesan kewaspadaan terhadap bencana alam seperti gempa bumi, Tsunami, gunung meletus hingga angin puting beliung.
CD kompilasi bertitel Science In Music [Album Kompilasi Siaga Bencana] yang memuat 15 lagu tersebut diisi oleh Naif, Navicula, Samsons, Netral, Franky Sahilatua, Mocca, The Upstairs, St. Loco, Efek Rumah Kaca, Lake Of Three, White Shoes & The Couples Company, 70’s Orgasm Club, Buset, MGM serta Frank N’ Friends. Franki Indrasmoro alias Pepeng, drummer Naif mengepalai proyek ini sebagai produser.
“Para musisi ini berusaha menerjemahkan bahasa ilmiah LIPI yang kerap kali sulit dimengerti oleh masyarakat awam ke dalam bahasa yang lebih sederhana yaitu musik,” demikian dikutip dari press release yang dibagikan pada Jumat [28/11] di Kedai, Jalan Benda, Jakarta Selatan.
Sebelumnya di bulan April silam pihak LIPI telah menggelar workshop tentang bencana alam khusus bagi para musisi yang ikut serta di album kompilasi ini. Proses “pembekalan” ini terbukti cukup berhasil karena setelahnya beberapa band kemudian langsung terinspirasi menciptakan lagu mengenai bencana alam.
Misalnya Navicula, band grunge Bali yang sejak lama telah melakukan advokasi terhadap isyu-isyu lingkungan hidup ini menyumbangkan single bertitel “Supermarket Bencana” yang dengan satir mengungkap potensi bencana dibalik keindahan alam negeri kita.
“Lahan hijau yang terhampar di seribu pulau yang terjajar / Indonesia negeri aman sentosa / Tapi jangan lengah kawan / dibalik semua keindahan ada sembunyi tak kelihatan / Buka mata dan telinga / bencana alam mengancam / kapan saja dia siap menerkam,” teriak Robi, sang vokalis di lagu tersebut. Efek Rumah Kaca menyumbangkan lagu pelan “Hujan Jangan Marah” yang diambil dari album terbaru mereka yang bakal beredar pertengahan bulan depan, Kamar Gelap. Sementara band new wave The Upstairs merekam ulang lagu ceria “Dansa Akhir Pekan” dan mengganti judul serta liriknya dengan pesan-pesan eksplisit yang harus dilakukan apabila terjadi bencana gempa bumi atau gelombang Tsunami.
“Di kala gempa melanda / keluar ke tempat yang terbuka / berlindung di bawah meja / merapat ke dinding bangunan / ku siap siaga / terhadap bencana,” nyanyi Jimi Multhazam, vokalis The Upstairs di lagu berjudul “Siap Siaga”.Tak semua band di album ini membawakan lagu ciptaan mereka sendiri, Lake Of Three, band baru yang merupakan proyek sampingan Glenn Fredly [vokal, gitar] bersama Barry Likumahuwa [bass] dan Nyonk Webster [drums] merekam ulang hit klasik “Kemarau” milik grup legendaris The Rollies dalam nuansa pop funk yang keren.

Album kompilasi siaga bencana ini rencananya oleh LIPI akan dibagikan kepada masyarakat yang berada di wilayah-wilayah rawan bencana di seluruh Indonesia berbarengan dengan program-program penyuluhan yang akan digelar. Peluncuran pertama album ini telah dilakukan di Yogyakarta pada tanggal 24-26 Oktober silam dalam acara Pameran Nasional Siaga Bencana.

“Awalnya kami merilis CD sebanyak 5000 keping untuk dibagi-bagikan namun selanjutnya kami rencananya akan bekerjasama dengan media massa untuk mendistribusikannya secara cuma-cuma,” ujar Irina Rafliana, mewakili pihak LIPI.


SCIENCE IN MUSIC

[Album Kompilasi Siaga Bencana]

Track List:

  1. Story of Aceh – MGM
  2. Supermarket Bencana – Navicula
  3. Hujan Jangan Marah – Efek Rumah Kaca
  4. Metropolis – Saint Loco
  5. Zamrud Khatulistiwa – White Shoes & The Couples Company
  6. Waduh, Indonesia Rawan Bencana – Buset
  7. Dimana Nurani – Franky Sahilatua
  8. Dengan Nafasmu – Samsons
  9. Promises – Mocca
  10. Alam Indonesia – Naif
  11. Indonesia Supermarket Bencana – The 70’s Orgasm Club
  12. Kemarau – Lake Of Three
  13. Unlimited – Netral
  14. Siap Siaga – The Upstairs
  15. Nusantara Tercinta – Frank N’ Friends
link ; http://rollingstone.co.id/index.php?m=rs&s=news&cid=36&a=view&id=57

Bono Dapat Nobel

Rocker Irlandia Bono telah dianugerahi penghargaan Nobel Man of Peace untuk usahanya memerangi kemiskinan, hutang dan penyakit di Afrika.

Walikota Paris, Bertrand Delanoe, mengadakan perayaan pembagian penghargaan itu pada hari Jumat (12/12), memberikan penghargaan bagi anggota band U2 itu untuk kampanye globalnya untuk membujuk negara kaya untuk memberikan bantuan pada negara yang butuh bantuan.

Bono mengungkapkan begitu bahagianya dia menerima penghargaan itu. Dia merasa menjadi rocker yang berlebihan dihargai dan mendapatkan penghargaan. (cmc/cax)

link ; http://www.kapanlagi.com/h/0000266358.html

Minggu, 07 Desember 2008

Indie

INDEPENDENT MUSIC Musik nampaknya menjadi hal yang tidak akan ada habisnya dibahas. Perkembangan musik yang begitu cepat menjadi salah satu pemicu munculnya beberapa aliran-aliran musik baru. Selain berfungsi sebagai penghibur, musik juga berfungsi sebagai media untuk menyampaikan pesan dari sang musisi. Lewat musik, sang musisi mampu menyampaikan pesannya, baik berupa sindiran atau pun jeritan hati. Akhir-akhir ini musik Indonesia mulai diramaikan dengan munculnya para musisi pendatang baru. Sayangnya banyak dari para musisi tersebut yang karyanya terkekang karena berapa hal yang dibuat oleh beberapa recording company. Musikus harus mengikuti apa keinginan pihak recording agar karyanya dapat diedarkan, dengan adanya cara seperti ini maka kekreativitasan para musisi tersebut tidak dapat berkembang. Pada posisi ini mereka benar-benar menjadi boneka pihak recording company tersebut.
Side Stream Music
independent Beberapa musisi yang tidak terima karena karya-karyanya harus dibatasi akhirnya melakukan sebuah “pemberontakan” dalam bermusik. Mereka benar-benar tidak suka jika mereka menjadi sebuah boneka dari sebuah recording company. Karena beberapa hal tersebut akhirnya timbulah istilah Indie yang berasal dari kata Independent yang berarti mampu berdiri sendiri. Berdiri sendiri di sini memiliki arti mereka sama sekali tidak dipengaruhi dalam membuat musik dan bebas dalam proses pendistribusiannya.
Banyaknya musisi indie pada saat ini jelas menjadi sebuah fenomena tersendiri. Para musisi indie tersebut nampaknya benar-benar nyaman dalam bermusik, mereka juga sama sekali tidak dikejar-kejar dalam pembuatan album mereka sendiri.
Komunitas indie pada saat ini jauh lebih teroganisir dan jelas dibandingkan pada pertengahan tahun 90an. Pada saat itu ruang lingkup indie benar-benar sangat sempit dan terpecah. Indie sempat terpecah menjadi Indies dan Underground. Komunitas Indies sendiri biasanya terinspirasi dari beberapa musisi Inggris, sehingga timbulah istilah Brith Pop atau British Pop. Musik Indies memiliki beat yang santai dan sedikit banyak menceritakan tentang teriakan hati dari sang musisi tersebut.
Morrissey, Oasis, Pulp, Depache Mode, New Order manjadi salah satu inspirasi bagi para musisi Indies pada saat ini. Indies juga mulai menjadi sebuah lifestyle yang cukup banyak diminati. Para komunitas musik yang satu ini cenderung terlihat seperti para junkie, make up yang membuat muka terlihat pucat dan potongan rambut yang sedikit aneh menjadi sebuah icon dari aliran musik yang satu ini.
Terlepas dari Indies, kita juga sempat mendengar istilah Undergound. Nama yang sedikit menyeramkan benar-benar mewakili dari musik yang satu ini. Para musis Underground memang terlihat sedikit berantakan dibandingkan dengan para musisi yang lainnya. Musik yang keras dan berkesan gelap menjadi musik favorit bagi komunitas yang satu ini.
Para musisi Underground sendiri biasanya mengusung musik jenis Punk dan Hardcore. Kekerasan nampaknya menjadi sesuatu hal yang wajar bagi para pencinta musik ini. Aksesoris yang mengesankan kekerasan seperti rantai dan spike juga dapat Anda temukan dengan mudah pada komunitas yang satu ini. Setelah mengalami beberapa proses dan seiring dengan berjalannya waktu akhrinya kedua jenis musik ini menyatu dan mengibarkan bendera indie.
Retrievel
Awal tahun 2000 merupakan sebuah moment tersendiri dari para musisi indie tersebut. Musik indie mulai dapat diterima di beberapa kalangan masyarakat dan tetap menjadi sebuah lifestyle. Kualitas dari musiknya sendiri pun jauh lebih meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, kualitas yang semakin baik tersebut akhirnya menciptakan sebuah kesempatan-kesempatan untuk memperlihatkan hasil karya mereka. Jika sebelumnya musisi indie hanya dapat bermain di tempat-tempat tertentu, kini mereka dapat dengan mudah ditemukan sedang bermain di beberapa tempat yang lebih bagus.
Untuk pendistribusian album mereka sendiri pun kini jauh lebih mudah. Dahulu nampaknya sangat sulit jika mereka ingin menjual karya-karya mereka, kini beberapa distro pun sanggup memasarkan album-album mereka, selain itu, banyaknya recording company yang memang khsusus untuk musisi indie pun semakin banyak bermunculan. Komunitas para pencinta musik ini pun semakin berkembang dan semakin luas.
Indie ‹---› Major
indie Fenomena semakin majunya musik indie nampaknya mulai dilirik oleh major label. Para pihak major label tersebut kini banyak yang mulai menawarkan beberapa musisi indie untuk bergabung dengan mereka. Major hanya membantu dalam proses pendistribusiannya saja, untuk isi dari lagunya sendiri para musisi indie tersebut tetap murni karya mereka sendiri, mereka tetap tidak mau dipengaruhi oleh major label. Dengan adanya kerja sama seperti ini nampaknya menciptakan sebuah keuntungan bagi kedua belah pihak tersebut, yaitu major label dan indie label. Namun dengan bertambahnya waktu, jika nantinya major label telah mendatangkan keuntungan bagi para musisi indie, apakah mereka para musisi tersebut tetap bertahan di jalurnya atau jangan-jangan nantinya mereka akan berubah menajadi boneka dari pihak major. Jika musisi indie tersebut benar-benar telah menjadi boneka dari pihak major, nampaknya kritis musisi akan mulai kita temukan.

link ; http://freemagz.com/time-out/independent-music

Dewa Budjana-Andra Dirikan Sekolah Gitar

Banyaknya permintaan les gitar kepada Dewa Budjana membuat hati gitaris GIGI itu tergerak. Bersama gitaris Dewa 19, Andra Ramadhan ia mendirikan sekolah gitar.

Sekolah gitar yang diberi nama GSI (Guitar School of Indonesia) itu akan didirikan kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Budjana, Andra beserta dua teman lainnya, Arya Setyadi dan Bernard memfokuskan pendidikan seni gitar dan bass di sekolah tersebut.

"Banyak orang yang nanya mau belajar dan aku nggak punya media untuk ngajar. Ini sekolah gitar dan bass. Nantinya saya juga Andra akan memberikan klinik juga di sekolah itu. Mau belajar bareng silahkan, kalau mau private ya silahkan," ujar Budjana kepada detikhot via ponselnya, Rabu (3/12/2008).

GSI rencananya mulai resmi dibuka Januari 2009 mendatang. Para staff pengajar pun benar-benar orang pilihan dengan kemampuan bermusik yang tak perlu diragukan lagi.

"Musik itu udah jadi pilihan juga. Bukan hanya kerjaan saja. Kursus itu harus dimulai sejak dini, makanya kita buat saja sekolah ini. Buat siapa saja yang ingin belajar," jelas Budjana.

Ketertarikan Budjana untuk berbagi ilmu gitar sudah terlangsung sejak lama. Namun 10 tahun lalu Budjana sempat ditawari untuk membuat sekolah musik dengan namanya. Pemilik buku 'Gitarku: Hidupku, Kekasihku' itu pun menolak untuk menjual namanya.
(yla/yla)

link :http://music.detikhot.com/read/2008/12/03/160600/1047414/242/dewa-budjana-andra-dirikan-sekolah-gitar